Kritik Tari

A. Estetika Tari
Estetika tari secara umum dapat ditinjau dari berbagai hal, antara lain fungsi tari, gerak, iringan, kostum, rias tari, dan properti tari.
1.     Fungsi Tari Masa Kini
Pada awalnya fungsi tari hanya dianggap tiga macam, yaitu sebagai tari upacara, tari hiburan, dan tari pertunjukan/tontonan, dewasa ini fungsinya justru semakin meluas. Berikut adalah perkembangan dan fungsi tari.
a.      Tari untuk industri pariwisata
Tujuan utama dari tari ini adalah untuk menarik wisatawan terutama wisatawan mancanegara. Tari ini biasanya diselenggarakan di hotel, restoran, tempat hiburan, serta panggung khusus pertujukan tari.
b.      Tari untuk festival/lomba
Pada ranah inilah tari yang benar-benar memiliki kualitas ditampilkan baik dari segi kualitas penarinya, penata tarinya, penata musik, dan pemusiknya, serta penata rias dan busananya.
Pemenang atau nominator akan mendapat ‘nilai’ tersendiri di luar hadiah dan penghargaan resmi panitia penyelenggara. Contoh tari-tarian untuk festival/lomba sangat beragam, antara lain tari barangan, tari dodog lojor, tari lantaran, tari boranan, tari jangganong, gandrung banyuwangi, paramastri.
c.       Pengisi acara/selingan
Tari sebagai pengisi acara biasanya untuk pembukaan acara sebuah peresmian atau untuk menutup sebuah acara. Pertunjukan tari juga sering dipentaskan dalam banyak acara resmi sebagai sajian puncak yang ditunggu-tunggu. Namun, tidak jarang juga pertunjukan tari dipentaskan sebagai selingan di antara berbagai acara, agar peserta acara tidak jenuh.
d.      Media belajar tata krama dan pembentuk kepribadian
Zaman dahulu, salah satu cara putra-putri raja belajar tata krama adalah melalui tari atau wayang wong. Hal tersebut karena banyaknya aturan dan larangan yang terdapat dalam tari, yang penting untuk kehidupan sehari-hari.
e.      Menumbuhkan rasa percaya diri
Tari juga berfungsi untuk menumbuhkan rasa percaya diri. Ketika seseorang menguasai sebuah tarian, ia akan berani tampil untuk unjuk kemampuan sebagai sarana aktualisasi dirinya.
f.        Media komunikasi antarbangsa
Tari menjadi media komunikasi antarbangsa melalui misi-misi kesenian ke luar negeri. Keberadaan seni tari dapat mempererat hubungan antarbangsa melalui pertukaran kebudayaan.

2.     Keunikan Gerak Tari
Dari pose atau gerak tertentu, kita dapat mengetahui daerah asal tarian tersebut. Meski hanya sekilas, ciri khas daerah dapat dikenali, seperti lirikan mata dan pose tangan yang terbuka pada tari Bali. Beberapa daerah mudah sekali dikenali asal tarian tersebut, seperti tari Bali, Betawi, Sunda, Jawa Timur, Kalimantan, dan Papua.

3.     Keunikan Musik Pengiring Tari
Dari suara iringan tarinya, kita juga dapat menebak dari mana asal sebuah tarian. Contohnya, gamelan Bali yang dinamis dan cara memainkannya yang unik, gamelan Jawa yang tenang dan agung, kendang Sunda dengan pukulan khasnya, suara krincing dari Jawa Timur, talempong Padang, serta terompet Madura dan Betawi.

4.     Keunikan Musik Pengiring Tari
Setiap tarian dan daerah biasanya memiliki ciri khas tersendiri.
      Berikut adalah contoh ciri khas tata rias dan kostum dari beberapa tarian Nusantara.
·         Tarian dari Jawa Timur mudah dikenali dari kaus kaki yang dikenakan, kerincingan kaki, serta adanya kaus loreng/bergaris-garis melintang ala warok.
·         Tarian dari Papua mudah dikenali dari kostum dan riasan yang khas, biasanya menggunakan daun rumba.
·         Tarian dari Betawi mudah dikenali dari hiasan kepala, lengan baju yang diberi ruffle/rampel warna-warni.
·         Tari-tarian dari Jawa Tengah dan DI Yogyakarta dikenali dari kostum kain lereng.
·         Tari-tarian dari Kalimantan dikenali dari adanya Mandau dan hiasan dari burung Enggang.
·         Tari dari Palembang mudah dikenali dari hiasan kepala dan kuku panjangnya.

5.     Keunikan Properti Tari
Dari properti atau perlengkapan sebuah tarian, penonton dapat menerka tema atau jenis tari yang dibawakan. Contohnya, properti busur menandakan tari peperangan, dan topeng pada tari topeng.

B. Jenis Kritik
      Kritik tari dapat disampaikan dengan bermacam cara. Beberapa cara yang biasa digunakan untuk menyampaikan kritik tari adalah sebagai berikut.
1.     Kritik Media Massa
Sementara itu, kritik media massa dibagi menjadi dua, yang ditulis sebelum terlaksananya pertunjukan disebut preview, sedangkan kritik yang ditulis sesudah pertunjukan disebut review. Keduanya diperlukan untuk kemajuan seni dan pelaku seni.
a.      Preview
Hal-hal yang dapat diulas dalam sebuah preview.
1)      Judul karya yang akn ditampilkan/nama acara.
2)      Waktu dan tempat pementasan.
3)      Penata tari beserta penari atau organisasi tari (terutama untuk penari yang sudah dikenal).
4)      Para pendukung, seperti penata musik, penari, pemain musik, juga penata busana.
b.      Review
Review adalah kritik tari setelah kritikus melihat pertunjukan. Tulisan kritik dalam review biasanya berupa penilaian atas pertunjukan tersebut.
Agar dapat menghasilkan tulisan review yang baik, kritikus sebaiknya juga ikut melihat saat proses latihan berlangsung, sehingga dapat mengomentari banyak hal. Contohnya, tentang kekompakan penari, seorang kritikus akan menilai apakah tetap kompak, lebih kompak, atau justru kurang kompak dibandingkan saat proses latihan berlangsung. Hal lain yang dapat dikritik adalah musik iringannya, apakah berperan maksimal, atau kurang maksimal dibandingkan saat latihan berlangsung.
Review juga dapat dilakukan dengan memotret reaksi penonton, apakah antusias atau justru terlihat bosan.
Keberhasilan pertunjukan juga dapat dilihat dari meriahnya tepuk tangan yang diberikan penonton ketika pertunjukan usai seperti tepuk tangan berkepanjangan atau standing applaus.

2.     Kritik Langsung
Kritik langsung adalah kritik atau masukan langsung kepada sasaran kritik. Hal tersebut bisa aterjadi antarsesama penari pada saat proses latihan berlangsung atau koreografer dan sutradara kepada penari dan pemusik.
      Kritik langsung bisa juga langsung dari pengamat ke penata tari. Contohnya, untuk menghadapi festival atau lomba seni, penyelenggara dengan sengaja memanggil pengamat seperti praktisi seni atau seniman yang biasa menjadi juri dalam festival atau lomba untuk memberi masukan agar karya menjadi lebih menarik.

3.     Kritik Tidak Langsung
Kritik tidak langsung paling sering dilakukan oleh kritikkus tari melalui tulisan di media massa yang berupa review atau komentar atas pertunjukan yang sudah terjadi.
      Bentuk lain dari kritik tidak langsung adalah kritik tertulis berupa catatan atau masukan yang diberikan kepada penata tari atau sutradara secara langsung untuk dipelajari oleh sasaran kritik.
      Kritik secara tertulis yang langsung diterima sasaran kritik bisa menjadi catatan tersendiri bagi sasaran kritik untuk meningkatkan kualitas karyanya. Hal itu karena kritik yang tidak tertulis kadang dapat dilupakan jika sasaran kritik tidak mencatatnya.

C. Membuat Kritik Estetika Tari
      Berikut adalah langkah-langkah yang dapat menjadi panduan untuk membuat sebuah kritik tari.
1.      Pilihlah salah satu karya teri yang hendak Anda analisis. Karya tari tersebut bisa sebuah karya yang pernah disaksikan dari televisi, rekaman VCD/DVD, atau media internet.
2.      Buatlah deskripsi awal tentang tarian tersebut, seperti nama tarian, asal, koreografer, pencipta tari, nama-nama penari, dan kelompok yang mengiringi tarian.
3.      Buatlah deskripsi umum, seperti sinopsis tari, tema yang diangkat, tempat dan waktu pertunjukan, kostum yang digunakan, latar atau pencahayaan pada panggung, dan unsur visual lainnya yang ada dalam pertunjukan tari.
4.      Mulailah menganalisis segala hal-hal yang bersifat teknis, seperti teknik-teknik yang digunakan, teknik pencahayaan, dan teknik tata suara.
5.      Analisislah makna yang coba diungkapkan penari dalam tariannya.
6.      Setelah mengungkapkan segala kelebihan dan kekurangan tari tersebut, buatlah kesimpulan tentang keseluruhan pertunjukan.

DAFTAR PUSTAKA
Sugiyanto, dkk. 2015. Seni Budaya untuk SMK/MAK Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Komentar

Postingan Populer